Vaksin HPV (Human Papillomavirus) merupakan langkah penting dalam mencegah berbagai jenis kanker yang berhubungan dengan infeksi HPV, terutama kanker serviks. Vaksin ini telah digunakan secara luas di berbagai negara dan menjadi bagian dari program imunisasi nasional di banyak wilayah.
Seperti halnya vaksin lain, vaksin HPV juga dapat menimbulkan efek samping. Namun, penting untuk memahami bahwa mayoritas efek samping bersifat ringan dan sementara. Berikut ini penjelasan mengenai efek samping yang umum terjadi, yang termasuk ringan dan bisa ditangani di rumah, serta kondisi kapan seseorang perlu memeriksakan diri ke tenaga kesehatan setelah vaksinasi.
Efek Samping Umum yang Normal Terjadi
Efek samping yang paling umum dari vaksin HPV biasanya muncul dalam waktu 1–2 hari setelah penyuntikan dan menghilang dengan sendirinya. Yang paling sering dilaporkan adalah reaksi lokal pada area suntikan. Ini termasuk:
- Nyeri di lengan tempat vaksin disuntikkan
- Kemerahan atau bengkak ringan di sekitar lokasi suntikan
Sebagian orang juga dapat mengalami gejala ringan lainnya, seperti:
- Demam ringan
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Pusing atau mual
- Nyeri otot ringan
Reaksi ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh sedang bekerja membentuk perlindungan terhadap virus HPV. Gejala ringan ini bukan tanda bahaya dan dapat diredakan dengan istirahat cukup atau obat penurun demam jika diperlukan.
Pingsan atau Rasa Ingin Pingsan: Reaksi Terkait Prosedur
Pada remaja dan dewasa muda, pingsan (syncope) setelah vaksinasi bisa terjadi. Hal ini lebih berkaitan dengan respons terhadap proses suntik itu sendiri daripada kandungan vaksin. Karena itu, CDC menyarankan agar penerima vaksin tetap duduk atau berbaring selama 15 menit setelah vaksinasi untuk mencegah jatuh dan cedera jika terjadi pingsan ringan.
Perasaan pusing atau mual sesaat setelah disuntik bukanlah tanda reaksi berat, tetapi bisa terjadi sebagai respons psikologis. Efek ini umumnya hilang dengan istirahat singkat.
Efek Samping yang Jarang Tapi Perlu Diwaspadai
Meskipun sangat jarang, reaksi alergi berat (anafilaksis) tetap mungkin terjadi pada siapa saja setelah vaksinasi, termasuk vaksin HPV. Tanda-tanda yang perlu diwaspadai meliputi:
- Sulit bernapas
- Pembengkakan pada wajah, bibir, atau tenggorokan
- Ruam kulit yang menyebar dengan cepat
- Detak jantung cepat atau pusing berat
Kejadian anafilaksis setelah vaksin HPV diperkirakan sangat langka, hanya sekitar 1–2 kasus per satu juta dosis. Namun, karena risikonya tetap ada, tenaga kesehatan yang memberikan vaksin harus selalu siap memberikan penanganan darurat jika diperlukan.
Tidak Ada Butki Bahaya dan Efek Jangka Panjang
Sejak pertama kali digunakan secara luas pada 2006, vaksin HPV telah diberikan lebih dari ratusan juta dosis di seluruh dunia. Data dari studi observasi jangka panjang tidak menemukan bukti bahwa vaksin ini menyebabkan masalah kesehatan serius seperti gangguan kesuburan, penyakit autoimun, atau gangguan neurologis.
Banyak kekhawatiran yang beredar di masyarakat berasal dari informasi yang tidak berdasarkan penelitian ilmiah. Badan-badan kesehatan seperti WHO, CDC, dan European Medicines Agency telah meninjau data keamanan secara berkala dan menyatakan bahwa vaksin HPV tetap aman.
Kapan Sebaiknya Konsultasi ke Dokter?
Meskipun sebagian besar efek samping bersifat ringan dan sembuh sendiri, Anda disarankan segera berkonsultasi ke dokter jika:
- Nyeri di lengan tidak membaik setelah beberapa hari
- Demam tinggi muncul setelah vaksinasi
- Muncul ruam hebat atau sesak napas
- Terjadi reaksi alergi seperti bengkak pada wajah atau kesulitan bernapas
Selain itu, jika Anda atau anak Anda memiliki riwayat alergi berat terhadap vaksin lain atau komponen vaksin tertentu, sebaiknya konsultasikan lebih dulu sebelum menerima vaksin HPV.
Konsultasi Aman dan Mudah Lewat Halodoc
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang vaksin HPV—termasuk jadwal pemberian, efek samping, atau siapa saja yang disarankan untuk divaksin—Anda bisa berkonsultasi langsung dengan dokter terpercaya melalui aplikasi Halodoc. Tanpa perlu keluar rumah, Anda dapat mengakses informasi medis akurat dan bahkan menjadwalkan vaksinasi jika layanan tersedia di wilayah Anda.
Vaksinasi adalah langkah pencegahan, dan memahami informasi secara utuh akan membantu Anda mengambil keputusan dengan percaya diri. Jangan tunda, lindungi diri dan orang tercinta sejak sekarang.
Referensi
- Centers for Disease Control and Prevention. (2023). HPV Vaccine Safety and Effectiveness. Retrieved from https://www.cdc.gov/vaccinesafety/vaccines/hpv-vaccine.html
- Centers for Disease Control and Prevention. (2021). HPV Vaccination Recommendations & Safety Data. Retrieved from https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/hpv/hcp/recommendations.html
- World Health Organization. (2023). Safety of HPV vaccines. Retrieved from https://www.who.int/groups/global-advisory-committee-on-vaccine-safety/topics/human-papillomavirus-vaccines/safety